Memetik Pelajaran dari Filsafat Bebek

Al-Qur'an mengisyaratkan bahwa kita bisa belajar dari binatang. Dalam surah an-Nahl ayat 66, Allah SWT. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya, pada binatang ternak ada pelajaran bagimu."

Mari kita belajar pada bebek!

Bebek adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan tawar maupun air laut. Bebek terkadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun mirip dalam penampilan, misalnya loon, grebe, gallinule dan coot.

Bentuk persilangan dengan beberapa jenis bebek juga sering terjadi, seperti persilangan bebek dan entok yang disebut tektok dan tongki.

Tolololpedia - Fandom

Bebek bisa dikatakan hewan yang bisa antri dan hidup rukun. Bebek bisa menyaring makanannya walaupun dalam lumpur dan bulu-bulu mereka tatap bersih jika sedang mencari makanan di tempat kotor. Ini karena bulu bebek mengandung minyak. Ungkapan "bebek bisa menyaring makanannya," bermakna bahwa kita harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan ungkapan "bulu bebek tetap bersih" memiliki makna agar kita bisa bersih hati dan pikiran, walaupun dalam kondisi yang buruk sekalipun.

Adapun "bebek hidup rukun," maknanya agar kita mampu hidup penuh toleransi, rukun dan selalu dalam rel-rel yang telah ditetapkan.

Keburukan bebek adalah terlalu patuh terhadap peternak, digiring ke kiri ia ke kiri, di giring ke kanan ia ikut ke kanan, digiring ke jurang pun bebek mau-mau saja. Maknanya, arah hidup kita tidak boleh seperti bebek yang terlalu menurut. Sebab, orang yang mangajari kita belum tentu mangarahkan kita pada kebaikan. Keburukan bebek yang kedua adalah bertelur sembarangan. Bebek bukanlah tipikal hewan yang keibuan. Bebek bertelur dimana saja seakan lupa kalau itu calon anaknya.

Bebek adalah binatang yang paling cuek. Karenanya, kita sering mendengar ungkapan, "cuek-cuek bebek". Ungkapan ini bermakan bahwa kita jangan meniru sifat-sifat bebek yang membiarkan begitu saja (calon) anak-anaknya. Kita seharusnya peduli seperti ayam mengerami telurnya dengan penuh kelembutan sekaligus proteksi yang tinggi.

***

Hari pertama melihat dunia, bebek-bebek kecil menyaksikan induknya melompat ke air untuk mencari makan. Tanpa berfikir panjang, mereka juga mengikuti induknya nyebur ke kolam mencari makan.

Bebek-bebek kecil ini tidak dibekali otak seperti manusia, namun justru berani melompat mengikuti instingnya untuk langsung terjun, berenang dan mencari makanan. Kita sebagai manusia, karena punya otak, terkadang tidak punya keberanian "terjung langsung", terlalu banyak pertimbangan.

Berikut ini, ada tiga hal yang paling sering menjadi mental block yang mengunci kita dalam penjara pekerjaan dan bagaimana cara melepaskan diri darinya.
  1. Tidak memiliki bekal/modal untuk mulai berusaha. Perlu diingat, tidak semua usaha memerlukan modal. Pengetahuan kita, pengalaman, jaringan pergaulan dan lain sebagainya, bisa menjadi modal yang tidak kalah berdayanya dengan modal uang.
  2. Tidak memiliki ide untuk usaha. Ide yang orisinal memang baik dalam usaha, tetapi kita tidak harus memulai ide tersebut dari nol.  Kita dapat menerapkan teori 3N dari khazanah kearifan Jawa, yaitu namatke (memperhatikan), nirokke (menirukan) dan nambahi (menambahkan/memodifikasi). Kita dapat menyontek bisnis lain yang sudah jalan, mungkin di negeri lain, mungkin di bidang lain, mungkin dengan komoditas/barang dagangan lain. Tetapi, kalaupun harus nyontek, menyonteklah dengan cara yang pintar. Paling tidak, jangan menyonek secara mentah-mentah, setidaknya bisa nambahi. Bukankah 3N pula yang dilakukan Jepang sampai menguasai pasar mobil dan elektronik dunia dewasa ini?
  3. Job Security. Banyak orang yang rela bersusah-susah bekerja dengan perasaan yang tidak enak sekalipun mereka tidak betah bekerja di tempat itu. Mereka beranggapan bahwa dengan bekerjalah (di tempat tersebut) kelangsungan masa depan mereka dan keluarga mereka terjaga. Selain itu, di tempat ia bekerja sekarang, ada dana pensiun, biaya kesehatan dan seterusnya. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena persentase pensiunan yang bisa mempertahankan kualitas hidup seseorang dengan semasa belum pensiun adalah sangat sedikit, yang sedikit ini pun karena mereka tidak mengandalkan uang pensiunannya semata. Ilusi job security ini juga terjadi pada karyawan-karyawan di perusaahaan besar. Dalam realitasnya, beberapa banyak karyawan atau bahkan eksekutif perusahaan besar yang harus kehilangan pekerjaan dan segala fasilitasnya oleh berbagai sebab.
***

Ketika berada di atas air, bebek selalu terlihat tenang. Mereka sangat anggun dan cantik, tapi sesungguhnya sibuk dan giat di bawah air. Hal itu bisa kita maknai bahwa sesibuk apapun atau sesulit apapun, kita tidak perlu mengeluh. Kita harus tetap tenang, tetap fokus pada kebahagiaan.

"Banyak orang hidup berpenampilan anggun, dan keanggungannya itu hanya merupakan bagian yang tampak ke permukaan. Karena, dibalik keanggunannya itu, sebenarnya orang tersebut justru memiliki banyak hal yang dihasilkan."

Orang itu menjalankan filsafat bebek, anggun di atas air namun sibuk di bawah air, tidak terlihat kesibukan yang dilakukan. Sebab, ia tampak tak berbuat apa-apa, tampak tidak bekerja, padahal sesungguhnya ia bekerja dengan sangat keras.

Tidak tampak ada keluhan dan ketertekanan yang terlihat darinya dalam situasi apapun. Kita akan menjadi hebat sekali kalau tertekan. Karena, kegentingan itu adalah rahmat atau berkah. Sehingga, ketertekanan itu membuat kita selalu tegas dan waspada.

*****

Sumber : Ngapain Sekolah Tinggi-Tinggi Jika Cuma Beternak Bebek, oleh M. Iqbal Dawami.


Comments